Minggu, 16 Februari 2014

Profil Umar Syarief "Pahlawan Karate Inkanas"


Umar Syarief (lahir 15 April 1977) merupakan seorang pemain karate berkebangsaan Indonesia. Dia dilahirkan di Sidoarjo.

Meski bermukim di Swiss sejak tahun 2008, karateka ini tidak melepas kewarganegaraan Indonesia. Dia tetap berjuang mewakili Indonesia di berbagai kejuaraan karate internasional. Perjuangannya untuk Indonesiapun tidak setengah-setengah.

Tahun 2010 lalu misalnya, ia rela meninggalkan 'Dojo Budaya',  dojo (klab karate) miliknya di Swiss selama hampir setengah tahun untuk mengikuti Pelatnas Asian Games di Jakarta. Selama itu pula ia hanya berkomunikasi dengan istri dan putranya di Swiss lewat jejaring sosial. Tidak sia-sia, Umar berhasil mempersembahkan medali perak dari perhelatan olahraga terakbar di Asia, Asian Games Guangzhou (November 2010).

Umar lahir di Sidoarjo (Jawa Timur) tanggal 15 April 1977. Semasa kecil, ia terkenal luar biasa bandel, suka berkelahi! Berharap energi berlebih Umar tersalurkan, orangtuanya mengirim Umar ke salah satu klab karate. Eee..bandelnya malah menjadi-jadi. "Karena saya malah tahu bagaimana memukul dan menendang, jadi tambah parah, berkelahi terus!" kenang karateka yang kini berkaliber internasional ini.

Perubahan 180 derajat terjadi setelah Umar dipercaya bergabung dengan pelatnas karate saat ia berumur 18 tahun. Ia tidak lagi suka berkelahi. Sebaliknya, Umar menjadi pribadi yang suka menolong, peduli pada sesama, dan suka menolong. 

Bersama Ai Lee Syarief, istrinya yang karateka Swiss kelahiran Malaysia dan putra mereka yang sedang lucu-lucunya, Arjun Syarief (2 tahun), Umar tinggal di  Niederburerstrasse 2, Uzwil, Switzerland, 9245. Tetap, Umar sering pulang ke Indonesia untuk berlibur sembari menjenguk keluarga besarnya di Surabaya, juga untuk urusan karate. Maklum, Umar tetap atlet nasional Indonesia. Hebatnya lagi, Umar rela merogoh kocek sendiri untuk berlatih di pusat kebugaran dan makanan bergizi porsi karateka untuk menjaga kondisinya sebagai atlet. 

Prestasi:
- Medali emas  kelas berat SEA Games Jakarta (1997)
- Medali emas kelas bebas SEA Games Jakarta (1997)
- Medali perak kelas berat Kejuaraan Asia di Macau (1997)
- Medali emas Denmark Terbuka (1999)
- Medali emas kelas +80 kg SEA Games Brunei (1999)

- Medali perak kelas bebas SEA Games Brunei (1999)
- Medali emas kumite beregu SEA Games Brunei (1999, bersama tim Indonesia)
- Medali perak Kejuaraan Asia di Singapura (1999)
- Medali perunggu kelas +80 kg Wskf Jepang (2000)
- The Best of the Best, semua kategori (2000)
- Medali emas kelas +80 kg Kejuaraan Amatir Inggris (2001)
- Medali emas beregu SEA Games Kuala Lumpur (2001, bersama Tim Indonesia)
- Medali perunggu kelas +80 kg SEA Games Kuala Lumpur (2001)
- Medali emas kelas +80 kg Indonesia Terbuka (2002)
- Medali emas  kelas +80 kgSEA Games Ho Chi Minh (2003)
- Medali perunggu beregu SEA Games Ho Chi Minh (2003, bersama Tim Indonesia)
- Medali emas kelas +80 kg Kejuaraan Asia di Taipei (2004)
- Medali perunggu Kejuaraan Asia di Taipei (2004)
- Medali emas kelas +80 kg European Mastercup di Jerman (2005)
- Medali emas kelas +80 kg SEA Games Manila (2005)
- Medali emas kelas bebas SEA Games Manila (2005)
- Medali emas beregu SEA Games Manila (2005)
- Medali perunggu kelas +80 kg Asian Games Doha (2008)
- Medali emas Liga Swiss Iistal (2008)
- Medali emas European Mastercup di Jerman (2008)
- Medali emas kelas +84 kg Kejuaraan Swiss (2008)
- The Best of the Best, semua kategori (2008)
- Medali perunggu Austria Open Golden League (2009)
- Medali perunggu Kejuaraan Asia di Cina (2009)
- Medali perunggu European Mastercup di Jerman (2009)
- Medali emas kelas +84 kg SEA Games Laos (2010)
- Medali perunggu beregu SEA Games Laos (2010, bersama Tim Indonesia)
- Medali emas kelas +84 kg Indonesia Terbuka (2010)
- Medali perak kelas +84 kg Asian Games di Cina (2010) 
- Medali emas Kejuaraan Asia (2011)

Namun kini, dia sudah bulat untuk pensiun.
Keringat masih mengucur deras dari badan Umar Syarif. Nafasnya tersengal-sengal tanda kecapekan. Namun, suaranya masih tetap lantang. Gemuruh penonton di gedung Tennis Indoor Senayan Jakarta seolah tak menghilangkan kelantangan suaranya. Sesekali di membalas lambaian penonton yang mengelu-elukan namanya.

Sebenarnya, keputusan untuk pensiun sudah ada di benak Umar setelah merebut emas di SEA Games 2009 lalu. Namun, setelah SEA Games 2011 diputuskan di Indonesia, karateka kelahiran 15 April 1977 itu langsung menunda keputusannya. Dia ingin menutup karirnya di karate dengan mempersembahkan emas di depan masyarakat Indonesia.  Nah, keputusan Umar kali ini sudah bulat. Dia tak membela Indonesia di arena SEA Games.

“Saya ingin ada regenerasi. Saya ini sudah tua. Tapi kalau untuk bertanding di kejuaraan open, saya mungkin masih bisa. Tapi kalau untuk SEA Games sudah tidak mau. Harus ada pengganti saya. Apalagi kaki saya kan juga sudah lima kali operasi,” tambah atlet kelahiran Sidoarjo, Jatim itu.

Setelah memutuskan pensiun, Umar akan fokus membesarkan padepokan karate miliknya yang bernama Three Elements di Swiss. Di negeri penghasil keju tersebut, Umar melatih kurang lebih 70 karateka berbagai usia.
Namun, yang paling banyak adalah karateka junior. Padepokan tersebut didirikannya sejak 1996 silam. Ada banyak alasan tentang keputusannya fokus di Swiss. Salah satunya ialah memperdalam bahasa Jerman untuk menunjang karirnya sebagai pelatih.

“Saya memang sedang belajar mengenai sport medicine dan keolahragaan. Karena itu, saya harus memperdalam ilmu bahasa Jerman saya. Di Eropa juga banyak kejuaraan open yang bisa saya ikuti. Ini penting untuk masa depan saya,” tambah Umar.

Masa depan? Ya, Umar memang tak akan selamanya berada di Swiss. Dia juga ingin membawa karateka Indonesia berjaya panggung internasional. Caranya dengan menjadi pelatih bagi para junior-juniornya. Pengalamannya bertanding di banyak kejuaraan di Eropa tentu akan menambah wawasannya.

“Saya cinta negara ini. Tak mungkin saya melupakan Indonesia. Itulah kenapa saya selalu membawa sebuah bendera Merah Putih dalam koper saya kemanapun saya bertanding. Bendera itu memang sudah lama. Dari dulu sampai sekarang, saya hanya punya itu dan selalu saya bawa kemana-mana,” ucap Umar.

Nah, jika rencana tentang masa depannya di timnas dan padepokan miliknya sudah tersusun dengan baik, tak demikian dengan pengabdiannya pada Pengprov Forki Jatim. Dia sangat berharap bisa tampil di PON 2012 di Riau. Pasalnya, dia ingin memberikan kenang-kenangan manis bagi Jatim sebelum benar-benar pensiun.

“Kalau tidak ada pembatasan umur, tentu saya mau bertanding demi Jatim.Tapi kalau ada pembatasan umur, saya tak bisa apa-apa. Namun kalau memang disuruh membantu, saya pasti sangat mau,” tegas Umar.


*sumber: http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=16761
               http://martialartsunity.blogspot.com/2012/02/sekilas-tentang-umar-syarief_5175.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar